Selain itu, dibalik kegiatan menulisnya, ada sesuatu yang Kak Zahra sembunyikan. Resep rahasia yang tidak dia kasih tahu ke siapa-siapa. Resep dari Hiro Hamada lagi! Iya, Hiro Hamada tokoh Big Hero 6 itu, loh! Kok bisa, ya? Yuk, simak wawancara Nunu dan Cecep dengan Kak Zahra Fuady ini!
Apa kabar, Kak? Lagi sibuk apa, nih?
Alhamdulillah, ngenes cuy hampir ujian hihi... enggak deng. Baik kok. Dan hampir liburan, enggak sibuk-sibuk banget, cuma udah jadwalin liburan yang fulllllllllll UN-SBMPTN. Jadi yaa bakal lumayan sibuk lah.
Wah, kalau sibuk, naskahnya terbengkalai gak, Kak? Soalnya banyak, tuh, teman-teman yang naskahnya enggak selesai-selesai dan ngeluh terus. Kira-kira, solusinya gimana, ya, Kak?
Hm... look for a new angle! Pakai rumus ampuh Hiro Hamada ini. Cari sudut pandang baru, alur baru, jalan baru, sama seperti kalau nasi di rumah habis, kamu bisa makan mi instant, kalau gak ada mi instan, makan roti, kalau enggak ada roti, minum susu, kalau gak ada susu, minum air, kalau gak ada air, tidur aja, kalau gak mau tidur, baca buku, kalau gak mau baca buku, ah, terserah, deh, bisa enggak selesai-selesai, hihi...
Motivasi Kakak dan proses kreatif Kakak saat menulis itu gimana, sih?
Motivasiku itu......................................royalti, hahaha. Gak deng. Eh, iya iya termasuk sih. Kalau udah dapat royalti... grr... kayak diguyur air sejuk di padang pasir. Motivasi yang lain, pingin orang tua bangga, keluarga juga, diakui masyarakat (?), wkwk...
Proses kreatifnya, agak ribet, sih, tapi bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Di awal harus planning, bikin sinopsis, outline dan kawan-kawannya. Terus waktu nulisnya juga sering malas lanjutin, kadang ngerasa kayak bakal kurang dari target, tapi overall, ide ngalir terus, alhamdulillah.
Kalau tiba-tiba naskah mandeg di tengah jalan gimana, dong, Kak?
Ya, itu tadi. Look for a new angle.
Apa pengaruh/dampak yang ingin Kakak berikan pada pembaca buku Kakak?
Di naskah terakhir yang aku selesaikan sih ada pesan-pesan moralnya gitu. Aku lebih pingin kasih pesan-pesan sosial, agama juga dikit-dikit boleh lah.
Menurut Kakak, kenapa kita harus menulis?
Karena menulis itu investasi tersendiri bagi kita. Dalam pekerjaan apapun yang kamu tekuni, tulisan itu mendatangkan keuntungan tersendiri. Designer bisa menyalurkan hasil desainnya sekaligus promosi juga. Mereka yang berkecimpung di dunia entertain juga bisa menyalurkan pengalamannya, juga bisa jadi promosi. Begitu pula dengan pengusaha, dokter, atau apapun itu. Bahkan, mereka bisa lebih untung dibanding penulis yang kerjaannya emang cuma nulis doang. Penghasilannya jadi dua kali lipat.
Selain itu, menulis juga merupakan satu-satunya media yang bisa mengekspresikan diri kita kalau kita tidak bisa berekspresi lewat bicara. Menulis juga termasuk menyalurkan bakat, kemampuan, ilmu yang berguna dan bisa menginspirasi orang lain serta memberi timbal balik yang serupa untuk kita. Makanya, kalau mau timbal balik yang baik, tulis sesuatu yang baik.
Apa harapan Kakak untuk dunia literasi Indonesia?
Pertama, pajak dihapus. Biar literasi semakin berkembang. Kedua, royalti tambah, eh (?). Ketiga, makin banyak kesempatan untuk penulis, makin banyak apresiasi khususnya untuk penulis-penulis muda.
Dan terakhir, siapa penulis yang Kakak idolakan dan ada, gak, sih, motivator Kakak dalam menulis?
Pertama, Bunda Helvy dan Bunda Asma. Tulisan mereka bagus, enggak terlalu tinggi, enggak terlalu rendah juga buat dibaca. Selain itu, selalu ada nilai-nilai sosial dan agama dalam cerita mereka.
Selebihnya, penulis-penulis seumuran atau lebih muda, atau lebih tua sedikit yang produktif. Sukses bikin ngiri plus motivated.
Kamu bisa menghubunginya disini. |
No comments:
Post a Comment