Beberapa minggu yang lalu, Nunu dan Cecep dipersilahkan untuk mewawancarai Kak Esa Khairina, yang akrab dipanggil Kak Echa ini. Wih, unik-unik lho jawabannya :D Nunu dan Cecep jadi tambah senang dan semangat deh dapat sharing baru dari Kak Echa. Awalnya juga, Kak Echa gemar menulis lewat cergam yang didapat dari hadiah susu itu, lho... Adakah yang ingat?
Nah, daripada menunggu lama dan penasaran sama wawancara Nunu dan Cecep bersama Kak Echa, ini dia wawancara kami!
Kak Esa Khairina. |
1. Apa kabar, Kak Echa? Kesibukannya apa sekarang?
Hola, Nunu dan Cecep!
Alhamdulillah, baik. Sedang menikmati liburansemesterku yang panjangnya dua
bulan (muahahaha), sebelumnya aku disibukkan dengan berbagai Kamaba (kegiatan
mahasiswa baru) di kampus, juga proses adaptasi dengan lingkungan akademis
kampus yang bedaaa banget dari SMA. But it was fun!
2. Bisa diceritakan, bagaimana awal mula perjalanan
Kakak menjadi penulis?
Wah, ini panjang.
Keluargaku memang suka membaca dan mendidik anak-anaknya dalam lingkungan penuh
buku. Awalnya, ibuku selalu membeli kemasan susu formula yang hadiahnya buku
cergam alih-alih DVD. Semuanya kubaca, dan setiap kali ada cergam yang nggak
kusukai ending-nya, aku tulis ulang ceritanya. Waktu itu aku kelas 1 SD. Aku
kelas 3 SD saat membuat cerpen originalku yang pertama; saat itu guruku
menyuruh kami membuat cerita berdasarkan pengalaman pribadi, tapi aku justru
membuat cerita berjudul Peri Bunga Mawar. LOL. Nilaiku anjlok gara-gara itu,
karena itu tugas akhir sebelum UAS. I still call it a beautiful mistake,
though. Kelas 4 SD, ada liputan di Laptop Si Unyil tentang penulis cilik
Nabilla Nurkhalishah Harris, dan itu membuatku bertekad untuk seperti dia. Lalu
aku memulai semacam Restoran Kata, di mana aku membuat menu atas judul-judul
tertentu, lalu aku suruh orang memilih, dan aku menuliskan cerita untuk mereka.
Kepada keluargaku, aku lebih kapitalis dan meminta uang untuk setiap cerita
yang kuselesaikan. Hehehe. Lalu aku menulis novel pertamaku yang akhirnya nggak
selesai:") Kulanjutkan dengan menulis kumpulan cerpen. Kelas 6 SD, aku
memberikan cerpenku ke orang yang aku suka (astaga), tapi dia malah
menjadikannya kapal-kapalan. Aku jadi termotivasi untuk menyelesaikan kumcer itu.
My Little Strawberry, kumcerku, selesai juga, dan aku mengirimkannya lewat
email ke Penerbit Mizan. Tapi, aku mendapat email balasan yang katanya naskahku
ditolak. Beberapa bulan kemudian, aku ditelepon Kak Benny, dan Kak Benny bilang
naskahku diterima, dan aku diminta mengirimkan hardcopy-nya disertai CD. That's
how things started :D
3. Lalu, bagaimana proses kreatif Kakak dalam menulis?
Bagian paling sulit adalah memulai.
I don't work well with structures; mereka membuatku merasa tercekik, jadi
biasanya aku nggak bikin sinopsis sebelum memulai. Biasanya aku merencanakan
dan menulis bagian akhir dulu, karena bagian paling seru dan klimaksnya ya itu,
baru membangun cerita untuk mencapai akhir tersebut. Aku juga melakukan riset
(bagian favoritku dari proses menulis!) sembari mengembangkan cerita. Ngaku
deh, aku penulis yang sangat moody, tapi ketika aku bersemangat, I cannot be
stopped. Biasanya aku menulis bagian-bagian yang paling ingin kutulis,
bagian-bagian yang langsung ada dalam kepalaku. Barulah aku menyicil scene
lain.Trik ini bisa digunakan untuk mengatasi writer's block juga, lho, karena
biasanya, setelah kita menulis bagian seru, kita bakal termotivasi untuk
menyampaikan keseruan novel kita kepada semua orang. Aku paling suka menulis pada
malam hari (aku penulis nokturnal!) dan pagi hari,sambil ngopi, karena tenang
dan nggak ada distraksi. Tapi, aku juga oke menulis pada waktu luang, and that
includes: waktu menunggu kereta di stasiun, waktu menunggu kemacetan di atas
bus, waktu dosen nge-cancel kelas padahal udah jauh-jauh datang dari Jakarta ke
Depok (hiks). Aku bisa menulis di mana saja, tapi paling sering di HP, sebelum
semua ideku menguap. Pesanku, jangan tunda ketika ada ide datang. Langsung
tulis!
4. Sebagai seorang remaja aktif, Kakak pasti sibuk
sekali, ya. Nah, bagaimana cara Kakak mengatur waktu untuk menulis dan
aktifitas lainnya?
Aku punya motto yang cukup
fleksibel: kuliah itu utama, nulis itu nomor satu. Dua-duanya prioritas.
Seperti yang sudah kusebutkan, aku sering menulis pada waktu luang. Semester
lalu, aku bisa ngampus dari pukul delapan pagi sampai pukul sebelas malam, dan
aku masih punya sederet tanggung jawab dan tugas yang harus kuselesaikan
(biasanya sampai nggak tidur), jadi aku cuma menulis di akhir pekan.
5. Banyak nih, teman-teman yang masih suka mengeluh
karena naskahnya tidak selesai-selesai. Bisa kasih saran untuk mereka agar
naskahnya bisa segera selesai?
Kuncinya satu:
konsisten sama komitmen! I always finish what I start, whatever it takes,
karena aku kepingin orang-orang melihat dunia yang kuciptakan juga. Proses
kreatif dan cara mengatur waktu setiap orang itu beda-beda, tapi aku percaya,
dengan tekad dan target, semua orang bisa menyelesaikan naskahnya :) Oh
ya.Jangan pernah menunda-nunda. Do it now. Sometimes "later" becomes
"never".
6. Bagaimana cara Kakak untuk mengatasi mandeg saat menulis cerita?
Aku memang orangnya kinetik banget,
jadi paling nggak betah duduk di belakang meja untuk waktu yang lama. Bahkan di
saat ideku lancar, aku selalu bangkit dan jalan-jalan keliling rumah, terkadang
sambil merapal dialog karakter-karakterku. Aku suka jalan-jalan. Aku suka
berpura-pura jadi turis di kota sendiri. Percayalah, setiap perjalanan itu
nggak ada yang sama, bahkan walau kamu mengunjungi tempat yang sama. Kamu akan
dapat perspektif baru. Aku juga melatih diri supaya lebih peka, dan aku selalu
ingin mendengar cerita orang lain. Oh iya, biasanya sebelum menulis, aku punya
ritual membaca buku dulu, walaupun cuma satu halaman, karena itu sangat
melancarkan proses menulis. Selain itu, aku juga biasanya nonton aneka film.
Aku juga punya satu file khusus yang berisi random plot prompts, foto-foto
tempat tertentu, dan nama-nama karakter yang unik, juga punch lines untuk
dialog. Bahkan walau aku nggak merasa membutuhkannya segera, aku selalu
menuliskannya. Dengan begitu, di saat kena writer's block, aku tinggal nyomot
dari situ.
7. Apakah ada dampak yang ingin Kakak berikan kepada
para pembaca buku Kakak, atas terbitnya buku Kakak?
Wah, apa ya? I write to express,
not to impress, sih. Tapi, karena menurutku tugas penulis adalah menyusahkan
karakter-karakternya (hehe), aku selalu ingin pembaca-pembacaku tahu, they are
not alone in this world. Dan bukan cuma mereka aja yang punya masalah. Karakter-karakterku
punya konflik yang lebih ruwet dari mereka. I hope my works can amuse and help
my readers to go past a bad day.
8. Tolong berikan opini mengapa kita harus menulis?
"We write to taste
live twice, in the moment and in retrospect." -Anaïs Nin. Ada banyak
alasan kenapa kita harus menulis, tapi aku pribadi menulis untuk mencecap
banyak kehidupan, untuk melihat dunia dari banyak mata, dan dengan begitu aku
bisa tumbuh dan memahami diriku sendiri dan orang lain. Selain itu, aku ingin
pemikiranku abadi dan bisa terus diketahui setiap orang. Aku juga ingin
melampiaskan emosiku. Writing is especially cathartic. Itulah kenapa aku
menulis. Itulah kenapa setiap orang harus menulis.
9. Sebutkan 3 penulis yang Kakak suka dan apa
alasannya? Lalu, adakah sosok yang menginspirasi Kakak untuk menulis?
Waduh, susah juga kalau tiga. Aku
suka J. K. Rowling karena... who doesnt? :") Plotnya Rowling apik,
setting-nya magis, bahasanya witty, dan perjuangannya menerbitkan Harry Potter
itu inspiratif. Aku juga suka Tetsuko Kuroyanagi, karena kisahnya nyata, dalam,
dan membuatku ingin jadi Duta UNICEF sepertinya (sekaligus membuatku memilih
jurusan kuliahku sekarang!). Untuk penulis Indonesia, aku suka Andrea Hirata,
karena bahasanya ringan, ada selipan humor, dan ceritanya menggugah serta punya
inti, "Jangan lupa bahagia!" Motivasiku untuk terus menulis adalah
ayahku, karena ayah selalu ingin jadi penulis, tapi nggak pernah kesampaian.
Aku merasa dengan menulis, aku mewujudkan mimpi-mimpi ayahku juga.
10. Terakhir, apa harapan Kakak untuk dunia literasi di
Indonesia?
Dari berbagai data,
rata-rata orang Indonesia membaca sekitar enam jam per hari, lebih lama
daripada orang Inggris yang membaca sekitar lima jam per hari. Akan tetapi,
pada 2009 Indonesia hanya menerbitkan kurang-lebih 25.000 ribu judul buku,
sedangkan Inggris, sampai sekarang, merupakan salah satu negara yang
menerbitkan buku paling banyak setiap tahunnya, yaitu sekitar 180.000. Ini
menunjukkan dunia literasi kita masih tertinggal jauh. Aku berharap kelak,
orang-orang Indonesia akan lebih produktif dan tergerak untuk giat menulis,
bukan hanya giat membaca. :)
BIODATA SINGKAT:
Nama: Esa Khairina Husen (Echa)
Tanggal Lahir: Jakarta, 12 Oktober 1997
Sekolah/Kelas: Hubungan Internasional Universitas
Indonesia
Alamat Socmed: @Eshaawn (twitter),
eiffelicious.blogspot.com (blog), eshaawn@gmail.com (email)
Motto Hidup: Dream big or go home! :)
Karya yang pernah diterbitkan:
1. KKPK My Little Strawberry (2009)
2. PBC Fantastic Five (2011)
3. PBC 24 Hours Stay at School (2012)
4. PBC Bluish (2012)
5. PBC True Pal (kompilasi, 2013)
6. Komik BubblePop #2 (kompilasi, 2014)
7. PBC Bluish 2 (2014)
8. PBC Journal of Parisian Girl (2014)
9. PBC Bluish 3 (2014)
10. Komik Fantasteen Bloody Painting (2014)
11. Fantasteen Fearfacer 1 (2015)
12. Fantasteen Ghost Dormitory in Vienna (2015)
13. Fantasteen Fearfacer 2 (2015)
14. Fantasteen Knock Knock (2015)
Pasti kalian pernah kan membaca salah satu judul buku di atas? :D Gimana? Keren, dong?
Nunu pernah baca buku Kak Echa yang berjudul 24 Hours Stay at School. Ceritanya menghibur dan kocak juga, huahaha.
Nah, apakah kalian ada yang sama dengan Kak Echa dalam hal menulis, yaitu senang menulis bagian akhir dulu yang dianggap lebih greget? Itu sah-sah saja kok dalam menulis, asalkan cerita kalian tetap nyambung.
Semoga wawancara Nunu dan Cecep bersama Kak Echa ini dapat memberikan inspirasi baru, semangat, dan pengetahuan yang baru lagi, ya! :D Nantikan wawancara kami dengan penulis lainnya. ^_^
No comments:
Post a Comment